Tidak bisa dipungkiri sejumlah kesenian rakyat di Bali ada beberapa diantaranya bisa berkembang dengan baik ada juga yang tidak berkembang karena kalah bersaing dengan kesenian-kesenian modern sekarang ini. Apalagi realitanya sekarang terlalu banyak media yang bisa menawarkan hiburan yang disukai oleh anak-anak maupun dewasa, termasuk juga faktor aktivitas yang padat dari warga, sehingga tidak sempat menikmati kesenian yang ditawarkan, atau malah banyak yang mulai tidak tertarik dengan kesenian rakyat yang menjadi warisan budaya dan seni orang Bali.
Kesenian Rakyat Bali yang populer saat ini
1. Wayang Kulit
Kesenian rakyat di Bali yang berkembang dengan baik sekarang ini adalah kesenian wayang kulit, kesenian rakyat ini sangat begitu populer di kalangan masyarakat kelas bawah, menengah dan kalangan kelas atas. Pada masanya dahulu pernah mengalami kejayaan, kemudian terkesan meredup dalam beberapa dekade, namun sekarang ini kesenian wayang kulit ini menemukan rohnya kembali, dikemas dengan baik serta inovatif, disertai dengan guyonan-guyonan sekedar dari fenomena sosial sekarang ini, mudah dimengerti dan dicerna, berisi petuah-petuah sehingga sangat digemari oleh semua kalangan.
Ada sejumlah dalang yang cukup populer dalam pementasan kesenian rakyat di Bali ini, pada saat-saat upacara tertentu, kesenian wayang kulit tersebut menjadi tontonan rakyat yang cukup populer dan hits sekarang ini. Bahkan pada even-even tertentu seperti upacara manusia Yadnya, Pitra Yadnya bahkan Dewa Yadnya kita bisa mendengar celoteh dalang yang menyelipkan banyolan-banyolan mengadopsi situasi masa kini di masyarakat sehingga mudah dicerna., wayang kulit masa kini dikemas lebih kreatif dalam segi penataan atau iringan tabuh dan juga tata cahaya lampu, sehingga terkesan lebih inovatif dan atraktif.…cek detail >>>
2. Joged Bumbung
Kesenian rakyat di Bali yang cukup populer lainnya adalah kesenian Joged Bumbung, kesenian ini memang sangat merakyat, karena penonton diajak langsung berinteraksi dengan ikut menari dengan penarinya langsung, penarinya perempuan dan sangat disukai oleh kaum laki-laki, merupakan sebuah tari pergaulan yang sangat diminati. Seiring dalam perkembangan jaman dan masa transisi, terkadang kesenian ini disalahgunakan dengan mementaskan penari-penari yang erotis dan melenceng dari jati dirinya, sehingga terkesan porno, erotis, tidak beretika dan menyimpang dari norma yang mungkin banyak ditonton oleh anak-anak di bawah umur.
Kesenian ini memang terkesan sangat merakyat, pada saat-saat tertentu untuk memeriahkan suatu upacara keagamaan seperti saat upacara perkawinan, ulang tahun suatu perusahaan ataupun saat upacara 3 bulanan, sering penyelenggara sewa group tari joged Bumbung, karena di sini penonton (pengibing) ikut dilibatkan dalam sebuah tarian, terkadang penyelenggara dalam hajatan-hajatan di masyarakat ini sengaja mengundang group tari yang mementaskan penari yang erotis. Namun tidak semua tari Joged Bumbung seperti itu, group pementasan kesenian rakyat ini masih banyak memegang etika dan estetika dalam pementasan seni mereka, apalagi saat pementasan dalam Pesta Kesenian Bali disini anda bisa menyaksikan kesenian rakyat ini dipentaskan sesungguhnya.…cek detail >>>
3. Tari Janger
Kesenian rakyat Bali yang masih sering kita jumpai adalah tari Janger, tarian ini diciptakan sekitar tahun 1930-an, dikenal sebagai tari pergaulan yang biasanya ditarikan oleh sekelompok pasangan muda-mudi, dalam pementasan tarian ini mereka penari sambil bernyanyi bersahut-sahutan. Tarian ini masih sering dipentaskan dalam acara-acara sekolah TK dan SD, tari janger memiliki gerakan sederhana yang mudah ditiru dipadu dengan suara vokal dalam bentuk nyanyian koor. Ditarikan berkelompok sekitar 10-16 orang, penari prianya bernama Kecak dan penari wanita dinamakan Janger.
Di Bali ada sejumlah kelompok tari atau sekaa yang konsisten menjaga eksistensi kesenian rakyat tersebut diantaranya Janger Kedaton Denpasar dan Singapadu Gianyar. Sedangkan ada sejumlah varian Janger lain yang ada dan berkembang di Bali diantaranya; , Janger desa Metra, Bangli menampilkan keunikan tersendiri yang mana penarinya trans (kesurupan) mereka menari sambil menginjak bara api, Janger Tabanan dalam pementasanya muncul seorang tokoh tentara Belanda yang bertugas memberi aba-aba kepada penari, Tari Janger di Sibang Badung dalam pementasannya diiringi gamelan gong kebyar dan terakhir ada Janger desa Bulian Buleleng, terbilang cukup unik juga dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tuna wicara.…cek detail >>>
4. Tari Genjek
Tari Genjek sebuah kesenian rakyat Bali yang masih berkembang sampai sekarang, tarian ini lebih didominasi oleh kaum laki-laki perkembangannya mulai dari kumpul bersama kelompok lelaki sambil minum alkohol, karena mulai mabuk dan hilang kendali, mereka bernyanyi dan diikuti oleh peserta lainnya dengan menirukan suara gamelan. Kesenian ini lebih banyak berkembang di Kabupaten Karangasem.Kemudian genjek ini berkembang mengalami inovasi dan lebih atraktif tidak hanya digelar saat penarinya hilang kendali, walupun tidak bisa dipungkiri, saat minum alkohol bersama tari genjek tersebut selalu ada. Kini tari genjek tersebut sering dipentaskan dalam even-even tertentu dengan menyertakan vokal wanita dan sejumlah suara gamelan, sehingga terdengar indah dan terlihat unik.
Kesenian rakyat ini, berkembang cukup baik sering dalam ajang tahunan Pesta Kesenian Bali, bahkan oleh untuk menjaga kesenian rakyat tradisional ini, sempat diselenggarakan tari Genjek kolosal di objek wisata Taman Ujung Karangasem. Tari Genjek di Bali merupakan tari pergaulan, sangat universal, sangat menyesuaikan dengan suasana dan perkembangan terkini, tidak terpaku pada gerakan atau olah vokal yang baku, mereka bebas berkreasi, seorang pembawa lagu (gending) bahkan bebas secara spontan menciptakan lagu sendiri atau mengenalkan lagu baru tersebut, yang menuntut kemahiran teman lainnya untuk mengikutinya dengan suara vokal yang sesuai termasuk kekompakan vokal pengiring. Tema lagu yang dibawakan biasanya berisi nasehat, rayuan, kritik, motivasi, pujian bahkan sindiran yang sangat komunikatif.…cek detail >>>
5. Calonarang
Pementasan Calonarang adalah sebuah kesenian rakyat Bali yang tergolong cukup populer dan berbau magis atau mistis, Calonarang adalah tokoh yang berwajah seram dan memiliki sifat menyakiti. Pementasan Calonarang selain sebagai hiburan, kesenian rakyat ini bertemakan horor, tarian inipun tidak dipentaskan di sembarang tempat, dipentaskan saat-saat ada upacara pujawali, seperti dipentaskan di sebuah pura Dalem dalam sebuah desa Pakraman, pura Dalem sendiri diyakini sebagai tempat berstananya Dewa Siwa dan juga Dewi Durga sebagai yang menaungi kekuatan baik dan jahat, tarian tersebut dipentaskan dan dikemas dalam pementasan Drama Calonarang pada sebuah pura Dalem dekat kuburan dan pada tengah malam, sehingga aura mistis akan terasa sangat kental.
Kesenian rakyat ini cukup populer di bali, yang biasanya mementaskan cerita Calonarang tersebut diantaranya pertunjukan drama gong, arja, joged pingitan, barong ket ,wayang kulit,dan tari legong Keratopn Sudarsana. Dilihat dari varian pementasan seni tari tersebut baik itu klasik, prembon atau kontemporer pertunjukan tersebut adalah pertunjukan horor dan adegan ilmu kekebalan yang kental membalut kisah yang dipertunjukkan, terkesan unik pada masa kini. Bali percaya dengan Rwa Bhineda adanya kekuatan mistis ilmu hitam tersebut yang berupa Calonarang diseimbangkan oleh kekuatan ilmu putih, yang mana dua hal berbeda yang selalu berdampingan seperti juga baik – jahat, plus – minus yang nantinya bisa menyeimbangkan kehidupan di dunia.…cek detail >>>
Selain, wayang kulit, joged bumbung, tari janger, genjek dan calonarang sejumlah kesenian rakyat Bali yang terkadang masih bisa kita temukan adalah drama gong, bondres, sendratari dan arja. Jika anda ingin menikmati berbagai kesenian rakyat yang sudah jarang bisa ditemukan keberadaannya, cobalah nanti saat ajang tahunan Pesta Kesenian Bali (PKB) di taman budaya Art Centre anda bisa menyaksikan berbagai seni tari yang pernah hits di jamannya.
No comments:
Post a Comment