A. Festival Tahun Baru Seollal (설날)
Tahun Baru Korea (Seollal (설날) atau Gujeong (舊正)) adalah hari raya rakyat Korea terbesar dan terpenting. Seollal dirayakan secara meriah yang dilaksanakan selama 3 hari, karena dianggap lebih penting dari tahun kalender Gregorian. Walaupun tidak terlalu popular, istilah Seollal juga berarti Yang-nyeok Seollal (양력설날, tahun baru kalender Gregorian) atau Shinjeong (신정).
Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan Tahun Baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu China). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul "keesokan harinya" di Korea disbanding di China, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di China.
Makanan dan minuman tahun baru Seollal dinamakan seol-eumsik dan seol-sul. Seol-eumsik adalah istilah untuk semua jenis makanan yang disajikan pada hari itu. Masakan yang harus ada adalah sup kue beras atau tteokguk. Minuman keras yang dingin disajikan pada hari pertama, bermakna keluarga akan menyambut datangnya musim semi.
Tteokguk dibuat dengan cara menumbuk adonan tepung beras yang sudah direbus dengan palu besar. Kemudian dibentuk menjadi gulungan yang dipotong bulat panjang yang akan direbus dalam kaldu daging, disajikan dengan daging sapi dan daging burung pegar. Sup ini juga disajikan sebagai sesajen jeongjo charye.
B. Daeboreum (대보름)
Daeboreum atau Jeongwol Daeboreum adalah perayaan bulan purnama pertama setelah tahun baru kalender lunar. Sama halnya dengan Festival Lampion, perayaan ini jatuh pada ari ke-15 bulan pertama kalender Tionghoa. Dalam bahasa Korea, Jeongwol berarti "bulan pertama", dae berarti "besar", sedangkan boreum berarti "bulan purnama".
Makanan pagi di hari Daeboreum adalah Ogokbap berupa nasi dari 5 jenis palawija (beras, millet, sorgum, kacang, dan kacang azuki).
Makanan istimewa lainnya untuk Daeboreum adalah yaksik yang dibuat dari ketan, kastanya, madu, kacang pinus, saus, dan minyak wijen.
C. Andong Maskdance Festival
Andong adalah sebuah kota yang ada di Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan yang dikenal sebagai pusat budaya dan tradisi rakyat. Bahkan kampus yang berada di kota ini, Andong National University memfokuskan pada pendidikan dan perkembangan cerita rakyat asli Korea.
Festival ini digelar secara rutin setiap tahunnya. Di Maskdance Festival ini, pengunjung akan menikmati pertunjukan tari topeng yang merupakan seni tradisional Korea. Tarian ini merupakan bagian penting dari warisan budaya, khususnya tarian Byeolsingut Talnori yang sudah menjadi kekayaan budaya bagi Korea. Ada juga tari Talchum yang merupakan pertunjukan sekaligus seni rakyat yang digunakan untuk menyindir dan mengejek para tuan tanah dari Dinasti Chosun.
D. Dano Festival
Dano adalah salah satu festival besar yang jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 kalender Imlek di Korea. Festival ini dinamakan juga Suri/Surin-nal (hari ke-5).
Angka 5 menurut kepercayaan Korea merupakan angka yang bersifat positif, baik, dan maskulin sehingga dipercaya bahwa pada tanggal 5 bulan ke-5, sifat-sifat tersebut terkumpul paling banyak. Selain itu, dipercaya pula bahwa pada hari tersebut, aktivitas angkasa mencapai puncaknya, sehingga disebut juga cheonjung-jeol (festival di tengah-tengah surge).
Hal yang dilakukan oleh warga Korea pada hari ini pertama-tama adalah bangun pagi-pagi dan mandi. Tradisi mandi pada hari Dano dinamakan changpo-tang dimana mereka mencuci rambut dan wajah mereka dengan air rebusan daun jeringau. Hal ini dipercaya dapat mengusir arwah jahat dan kesialan. Setelah itu, mereka akan berpakaian yang bagus (dano-bim) dan melaksanakan upacara penghormatan bagi arwah leluhur di altar rumah.
E. Festival Salju Gunung Taebaek
Festival ini diadakan setiap tahun di musim dingin, pada saat Gunung Taebaek tertutup salju putih yang menjadikannya pemandangan indah di Negara ini. Untuk memperingati turunnya salju, maka festival ini diadakan di Gunung Taebaek selama 10 hari.
Festival ini akan dibuka dengan pertunjukan musik dan kontes patung salju untuk mahasiswa universitas seni. Festival ini meliputi pula kontes men=manjat tebing, kontes manusia salju, dan balap salju Okung.
F. Hi Seoul Festival
Festival ini adalah sebuah pertunjukan jalanan yang di gelar di Ibu Kota Korea Selatan, Seoul. Festival ini diadakan sejak tahun 2002 dan merupakan salah satu atraksi paling besar yang menarik wisatawan dan masyarakat lokal. Festival ini akan dimulai di Tama Sungai Han dan diakhiri di pusat kota Seoul, sekaligus menunjukkan performa interpretative, konser, dan acara lainnya selama 5 hari.
Selama Hi Seoul Festival, kota Seoul akan dihiasi lampu dan perayaan. Beberapa titik yang biasanya ramai adalah kawasan sekitar Cheong Wa Dae, Seinchon, Insa-dong, Hingdae, dan jalanan disepanjang Daehangno.
G. Chuseok
Chuseok atau Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur resmi di Korea yang dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga disebut juga sebagai Hari Panen. Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengah-tengah musim gugur").
Di pagi hari, orang Korea melakukan penghormatan terhadap arwah leluhur dalam bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah sekitar makam, lalu arwah leluhur juga disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman keras, serta hasil panen.
Makanan istimewa liburan Chuseok adalah kue Songpyeon (송편) yang terbuat dari tepung beras diisi dengan kacang atau wijen. Khusus untuk para bujangan dan perawan mencoba membuat songpyeon yang sebagus mungkin, karena dipercaya dengan begitu mereka akan mendapatkan pasangan yang cantik atau tampan.
Pada hari Chuseok, orang-orang akan saling berbagi makanan dan minuman keras, dan bermain permainan tradisional.
H. Festival Lampion teratai
Festival lampion teratai atau Yeon Deung Hoe adalah salah satu festival rakyat paling tua di Korea yang sudah diadakan sejak Dinasti Goryeo. Festival diadakan untuk memperingati kelahiran Budha, namun terbuka untuk dinikmati seluruh agama.
Jalanan Jongno akan dipenuhi partisipan festival yang berkumpul untuk melihat pameran lampion tradisional, parade teratai, festival jalanan Budha, dan pertunjukan budaya lainnya. Meskipun festival hanya diadakan selama 3 hari, akan tetapi lampion-lampion akan tetap dipamerkan selama 10 hari di kuil Bongeun-sa.
I. Darye
Darye adalah bentuk upacara minum teh tradisional yang di praktikkan di Korea. Darye adalah etika minum teh atau tatacara minum teh yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa Korea sejak ribuan tahun lalu.
Bagia utama dari tatacara minu teh Korea adalah suasana yang ringan dan santai, dengan sedikit etika formal dan aturan baku, selingan pembicaraan ringan, lebih bebas dan tidak kaku dan kemudahan dalam menikmati berbagai jenis teh dan keramahtamahan tuan rumah.
Upacara minum teh selalu diadakan untuk memperingati hari-hari penting seperti ulang tahun, hari-hari besar, reuni dengan teman lama juga dalam rangkaian meditasi.
Dalam preparasinya, upacara minum teh Korea dilakukan di atas meja rendah di hadapan masing-masing orang. Tuan rumah dan tamu akan duduk disisinya daling berhadapan. Tuan rumah pertama-tama akan membersihkan perangkat poci dan cawan, menghangatkan perangkat tersebut dengan air panas, menuangakan daun teh ke poci, lalu menuangkan air panas ke daun teh dan menuangkannya lagi kepada tamu sambil berbincang-bincang ringan. Sebelum dituangkan ke cawan, teh yang panas dibiarkan mendingin. Tamu harus menunggu sampai tuan rumah menikmati the mereka dahulu sebelum meminum tehnya.
Acara ini dapat memakan waktu berjam-jam, namun sangat terbuka dan santai. Tuan rumah akan membersihkan perangkat lagi saat acara minum teh selesai dan membiarkan perangkat teh berada di meja sepanjang tahun dan menutupnya dengan kain
ReplyDeletehãng hàng không eva air
vé máy bay đi mỹ là bao nhiêu
hang khong korean air
vé máy bay từ sài gòn đi mỹ
giá vé máy bay từ tphcm đi canada
Những Chuyến Đi Cuộc Đời
Ngau Hung Du Lich
Kien Thuc Du Lich